PEMBINAAN GENERASI MUDA DALAM MENINGKATKAN KERUKUNAN HIDUP UMAT BERAGAMA DALAM KONTEKS TORANG SAMUA BASUDARA DI KOTA MANADO

Engelbert Lumowa(1),


(1) Universitas Negeri Manado
Corresponding Author

Abstract


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pembinaan generasi muda, baik di lingkungan keluarga maupun oleh lembaga-lembaga terkait; dan mengetahui faktor-faktor penyebab potensi kerukunan dan ketidakrukunan umat beragama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan generasi muda oleh keluarga dan lembaga-lembaga terkait ternyata cukup efektif. Hal ini ternyata, selama ini perkelahian antar pemuda yang berbeda suku, agama atau yang berbeda budaya dapat diminimalisasi. Untuk mencegah potensi konflik antar umat beragama/suku, khususnya generasi muda, maka tokoh agama/tokoh Gereja berperan aktif melaksanakan dialog dan kerjasama untuk mendiskusikan masalah-masalah sosial yang berbau SARA. Potensi kerukunan cukup kuat, sehingga masyarakat dapat hidup berdampingan dan menghargai nilai kekerabatan dengan semangat semboyan: Torang Samua Basudara. Artinya masyarakat di Kota Manado selalu mengedepankan kebersamaan dan bukan perbedaan, walaupun masyarakat sangat majemuk karena semua agama dan sebagian besar suku, etnik, golongan berada di Kota Manado. Dengan semangat tersebut jika ada konflik sosial dapat diatasi dengan baik oleh pemuka agama dan masyarakat. Namun bukan berarti bahwa tidak ada gejolak sosial, masih ada upaya-upaya kelompok tertentu untuk mengacaukan masyarakat. Jadi potensi ketidakrukunan juga ada dalam masyarakat, yaitu khotbah yang menyinggung pemeluk agama lain, isu-isu selebaran gelap yang berisikan permusuhan, kebencian , kemunafikan karena menganggap kelompoknya yang benar dan yang lain tidak benar, dan lain-lain.

 

Kata Kunci: Pembinaan Generasi Muda, Potensi Kerukunan, Potensi Ketidakrukunan.


References


Badan Penelitian dan Pengembangan Agama. Pusat Penelitian dan Pengembangan kehidupan Beragama. 1999. Program Pendayagunaan Kerukunan Hidup Umat Beragama Bagi Peningkatan Ketahanan Masyarakat Lokal. Jakarta: Tim Puslitbang Kehidupan Beragama.

Depdiknas, 2000. Dokumen-dokumen Badan Kerja Sama Antarumat Beragama (BKSAUA) Kota Manado, 1997, 1998, 1999, dan 2000. Manado: Bidang Pembinaan Generasi Muda, Kanwil Depdiknas Propinsi Sulawesi Utara.

Kodiran. 1994. Kebudayaan dan Ketahanan Nasional. Tannas PKN-617. Program Studi Ketahanan Nasional. Yogyakarta: Jurusan Ilmu-Ilmu Antar Bidang. Pascasarjana UGM.

Mangunwijaya, Y.B. 1999. Ingatlah Pesan Romo Mangun. Tabloid Berita Opini, No. 16/tahun I, 18-24 Februari.

Miles, M.B., dan Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terj. Cecep Rokendi Rokidi. Jakarta: UI Press.

Moedjanto, G. 1997. Hubungan antara Agama dan Negara dalam Konteks Ketahanan Nasional: Tinjauan Kebijakan Operasional: Agama dan Pembinaan Ketahanan Nasional. Makalah. Yogyakarta: Tannas Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.

Moleong, L.J. 1998. Metodologi Penelitian Kulaitatif. Cetakan kesembilan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Nugroho, H. 1997. Agama, Kemajemukan dan Ketahanan Nasional: Sebuah Upaya Menolak Determinan Kerusuhan Sosial”. Makalah: Seminar Nasional. Yogyakarta: Tannas Pascasarjana UGM.

Simandjuntak, B., dan Pasaribu, I.L. 1980. Membina dan Mengembangkan Generasi Muda. Bandung: Tarsito.

Sumartana. 1997. Agama dan Kohesi Sosial: Agama dan Pembinaan Ketahanan Nasional. Makalah. Yogyakarta: Tannas Pascasarjana UGM.

Usman, S. 1996. Pemuda, Ulama dan Pemilu: Tinjauan Sosiologi Politik. Jurnal Tannas Nomor I (1) Desember, 1996.


Full Text: PDF

Article Metrics

Abstract View : 311 times
PDF Download : 61 times

DOI: 10.36412/ce.v1i1.495

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Jurnal Civic Education: Media Kajian Pancasila dan Kewarganegaraan