PKM PEMBELAJARAAN BAHASA TOULOUR BAGI PEMUDA DESA TIMOMOR KECAMATAN KAKAS BARAT

Selviane E Mumu(1), Theresye Wantania(2),


(1) Universitas Negeri Manado
(2) Universitas Negeri Manado
Corresponding Author

Abstract


Bahasa  Toulour  merupakan  salah  satu  bahasa  Daerah  yang  ada  di  Sulawesi  Utara  digunakan  sebagai alat  komunikasi  sehari-hari. Bahasa  Toulour  adalah  bahasa yang  dipakai  oleh  penduduk  asli yang  mendiami  seputaran  daerah  yang  mengelilingi  danau  Tondano  yang  merupakan salah satu  dari  sekian  banyak  bahasa  daerah  di  Indonesia. Bahasa Tondano atau bahasa Toulour, sebagai bahasa sub-etnis Toulour yang mendiami daerah sekeliling Danau Tondano sampai di pantai Timur Minahasa (Tondano pante). Bahasa Tondano terdiri atas tiga dialek yaitu dialek induk Tondano, dialek Kakas dan dialek Remboken. Dialek yang terbesar dalam daerah dan jumlah penutur terdapat di bagian Utara yaitu kota Tondano dan Eris-Kombi. Dialek Kakas di kecamatan Kakas dan dialek Remboken di kecamatan Remboken. Juga terdapat penutur bahasa ini di daerah kolonisasi (transmigrasi lokal Minahasa) di kecamatan Tompaso Baru dan Modoinding. Di Tompaso Baru, dengan dialek induk Tondano dituturkan pada kampung Pinaesaan, Kinalawiran, Kinaweruan, Liningaan, Bojonegoro, dialek Kakas di kampung Temboan dan Polimaaan dan dialek Remboken di kampung Kinamang. Di Kecamatan Modoinding terdapat penutur dialek Kakas di kampung Wulurmaatus Palolon, Makaaruyan, Pinasungkulan, Lineleyan dan penutur dialek Remboken di kampung Sinisir dan Kakenturan serta penutur dialek induk Tondano di kampung Mokobang. Bahasa  Toulour  menurut  pemakainya  yaitu  bahasa  umum,  bahasa  yang  dipakai dalam  percakapan  sehari-hari, kemudian  bahasa  sasaraha  yang  disebut  bahasa   Samaran,  biasanya  digunakan  pada  acara-acara  adat  untuk  menolak  malapetaka  dan  terakhir  bahasa  sastra.  (Bawole, dkk. 1971). Pemakaian  bahasa  Toulour  mulai  mengalami  masalah karena  pembauran  antar  penduduk  asli  dengan  para  pendatang  dari  luar  Minahasa  sehingga  pemakaian  bahasa  Toulour  semakin  menurun  atau  berkurang  digunakan  apalagi  dikalangan  generasi  muda. Menyikapi  berbagai  permasalahan yang  ada  di  desa, maka  UNIMA  sebagai  lembaga  pendidikan  yang  selalu  responsif  terhadap  berbagai  permasalahan  dan  kebutuhan  yang  ada  di tengah-tengah  masyarakat,  melalui  Lembaga  Pengabdian  kepada Masyarakat  bersama  tim  dosen  yang  ada  di  Fakultas  Bahasa  dan  Seni  (FBS),  hendak  melaksanakan  suatu  kegiatan  pengabdian  kepada  masyarakat  kepada  pemuda dan pemudi  di desa  Timomor  khususnya  pelatihan  bahasa Toulour  yang hampir  punah.  Kegiatan  pelatihan  bahasa  Toulour  adalah  wujud  upaya  UNIMA  untuk  merintas  pembelajaran  bahasa  Toulour  bagi  pemuda  dan  pemudi,  dengan  harapan  bahwa  melalui  pelatihan  ini  akan  dihasilkan  buku  khusus  bahasa  Toulour untuk  menghindari  kepunahan  bahasa.


Keywords


Bahasa Toulour, mengatasi, kepunahan bahasa

References


Aqib, Z. 2013. Model-model Pembelajaran, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (inovatif). Bandung : Yrama Widya.

Sagala, S. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Belajar. Bandung : remaja Rosdakarya.

Poerwanto, N. 2000. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Novi dkk. Kebahasaan: Fonologi, Morfologi dan Semantik. Jakarta: Erlangga

Ramlan, M. 2009. Morfologi. Yogyakarta: CV. Karyono

Robins, R.H. 1992. Linguistik Umum; Sebuah Pengantar. Yogyakarta:Kansius

Samsuri. 1987. Analisis Bahasa; Memahami Bahasa secara Ilmiah. Jakarta: Erlangga.

Sudaryanto.1986.Metode Linguistik. Yogyakarta:Gajah Mada University Press.

Verhaar, J, W, M.1992. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


Full Text: PDF

Article Metrics

Abstract View : 142 times
PDF Download : 0 times

DOI: 10.36412/abdimas.v14i1.3091

DOI (PDF): https://doi.org/10.36412/abdimas.v14i1.3091.g1576

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 ABDIMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.