PKM Kelompok Tani Cabai Di Desa Paslaten Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa Propinsi Sulawesi Utara

Abstract

Hasil pengamatan dan survey di Desa Paslaten Kecamatan Remboken banyak ditemukan lahan/ladang atau bekas sawah yang sudah tidak diefektifkan lagi oleh petani pemilik, sehingga menjadi lahan tidur dan berpotensi tidak produktif lagi, dan saat ini hanya menjadi tempat mengikat hewan ternak. Selain itu juga akibat dari aktifitas kehidupan masyarakat sehari-hari di Desa Paslaten terdapat banyak limbah khususnya limbah organik. Salah satu jenis limbah organik yang ditemukan di adalah limbah hasil peternakan ayam berupa kotoran ayam, yang bila tidak digunakan kembali, akan memiliki potensi pencemaran lingkungan. Hal ini menjadi potensi untuk dikelola menjadi pupuk organik. Di Desa Paslaten Kecamatan Remboken, terdapat kelompok tani Masawangan dan Pinaesaan yang sudah mencoba untuk menanam tanaman cabai dengan cara tradisional sesuai kearifan lokal yang ada di desa mereka, namun produksi hasil tanaman cabai masih dirasa kurang, sehingga mereka membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan produksi hasil tanaman cabai mereka. Kebutuhan aplikasi teknologi pertanian yang diperlukan oleh kelompok tani ini antara lain adalah pemanfaatan effective microorganism (EM4) sebagai agen hayati yang mempercepat proses dekomposisi limbah kotoran ayam menjadi pupuk organik berkualitas, dikombinasikan dengan teknologi mulsa plastik hitam perak dan pengendalian hama terpadu menggunakan biopestisida, dengan target yaitu meningkatkan produksi dan kualitas tanaman cabai. Hasil panen perdana yang diperoleh kelompok tani yaitu cabai rawit varietas nirmala memiliki buah lancip, 4 x 0,8 cm, pedas, warna merah mengkilap dan dapat mulai dipanen pada umur 80-85 hari setelah tanam (HST) rata-rata berat buah cabai per tanaman adalah 0,5 – 1,0 kg per tanaman, dengan bobot per buah berkisar 2 – 3 gram dan potensi hasil 8 – 12 ton/ha.