Makna Spiritual dan Unsur Stilistika dalam Mantra Ngeroras Adat Hindu Bali di Desa Werdhi Agung

Dessy Najenia Suwija, Kamajaya Al Katuuk, Viktory Nicodemus Joufree Rotty

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan makna Spiritual dan Unsur Stilistika yang terdapat dalam mantra Ngeroras. Metode yang digunakan yakni metode deskriptif kualitatif dan dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara, sedangkan dengan teknik analisis data berupa pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verivikasi dan penegasan kesimpulan. Berdasarkan analisis data didapatkan bahwa, makna spiritual yang ada dalam upacara negeroras meliputi : 1) makna dari mantra Amet Toya Hening (mengambil air jernih) adalah diharapkan dengan air yang disiramkan ke tempat atma atau roh yang dingeroras akaan bersih dan suci. 2) makna spiritual dari Mapinton atau Mapajati diharapkan apabila upacara ngeroras di laksanakan dapat berlangsung dengan baik dan roh leluhur yang dingeroras mendapatkan kedamain, kebebasan, ketenang, dan kesempurnaan. 3) makna spiritual dari ngilenin padudusan diharapkan dewa surya yang agung dengan kilauan yang merah dapat hadir dalam acara ngeroras dan memberi kesemarakan kedalam acara ngeroras tersebut. 4) makna spiritual dari pitra puja diharapkan atma atau roh leluhur dapat mencapai surga akhirat tanpa penderitaan. 5) makna spiritual dari pitra puja diharapkan atma suci mendapatkan tempat di Moksa dan tak terlahir kembali atau mendapat keabadian di akhirat tanpa ada siksaan. 6) makna spiritual dari pitra puja diharapkan atma suci mendapatkan ketenangan yang abadi. 7) makna spiritual pitra puja diharapkan atma suci mendapatkan kebahagian abadi di akhirat. 8) makna spiritual pitra puja diharapkan atma suci mendapatkan pengampunan dari hyang widhi. 9) makna spiritual pralina maknanya agar atma suci mencapai moksa dan menyatu dengan ida sang hyang widhi wase dan tanpa suka duka. 10) makna spiritual nganyud sekah diharapkan atma setelah kematian akan tetap mengingan menyebut om dan ingat kepada ida sang hyang widhi wase dengan kekuatan dan keabadiannya serta mengingan bahwa karma phala selalu mengikuti hingga di akhirat nanti. Sedangkan unsur stilistika dalam mantra ngeroras yaitu: repitisi, tautotes, asonansi, aliterasi, hiperbola, pararima, dan anaphora.

Full Text:

PDF

References


I Gusti Nurah Nala. 2009, Sanatana Hindu Darma. Denpasar :Widya Darma Denpasar. Halaman 115

Nawawi, H. Hadari dan H. M. Martini Hadari. 1995. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. 227 Halaman.




DOI: https://doi.org/10.36412/jb.v1i2.2539

DOI (PDF): https://doi.org/10.36412/jb.v1i2.2539.g1463

Refbacks

  • There are currently no refbacks.